Adab Bercanda Ala Rasulullah
/>Meluruskan
tujuan, yaitu bercanda untuk menghilangkan kepenatan, rasa bosan dan
lesu, serta menyegarkan suasana dengan canda yang dibolehkan. Sehingga
kita bisa memperoleh semangat baru dalam melakukan hal-hal yang
bermanfaat.
Kedua, Jangan melewati batas.
Sebagian orang sering berlebihan dalam bercanda hingga melanggar
norma-norma. Terlalu banyak bercanda akan menjatuhkan wibawa seseorang.
Ketiga, Jangan bercanda dengan orang yang tidak suka bercanda.
Terkadang ada orang yang bercanda dengan seseorang yang tidak suka
bercanda, atau tidak suka dengan canda orang tersebut. Hal itu akan
menimbulkan akibat buruk. Oleh karena itu, lihatlah dengan siapa kita
hendak bercanda.
Keempat, Jangan bercanda dalam perkara-perkara yang serius. Seperti dalam majelis penguasa, majelis ilmu, majelis hakim ketika memberikan persaksian dan lain sebagainya.
Kelima, Menakut-nakuti seorang muslim dalam bercanda, misalnya dengan mencuri barang miliknya, namun ia hanya bercanda. Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah salah seorang dari kalian mengambil barang milik saudaranya, baik bercanda maupun bersungguh-sungguh.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi). Dalam hadisnya yang lain, Rasullullah shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda: “Tidak halal bagi seorang muslim untuk menakut-nakuti muslim yang lain.” (HR. Abu Dawud)
Keenam, Berdusta saat bercanda. Rasullullah SAW bersabda, “Aku
menjamin dengan sebuah istana di bagian tepi surga bagi orang yang
meninggalkan debat meskipun ia berada di pihak yang benar, sebuah istana
di bagian tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meski ia
sedang bercanda, dan istana di bagian atas surga bagi seseorang yang
memperbaiki akhlaknya.” (HR. Abu Dawud). Rasullullah pun telah
memberi ancaman terhadap orang yang berdusta untuk membuat orang lain
tertawa dengan sabda beliau, “Celakalah seseorang yang berbicara dusta untuk membuat orang tertawa, celakalah ia, celakalah ia.” (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi)
Ketujuh, Melecehkan sekelompok orang tertentu.
Misalnya bercanda dengan melecehkan penduduk daerah tertentu, atau
profesi tertentu, bahasa tertentu dan lain sebagainya, yang perbuatan
ini sangat dilarang.
Kedelapan, Canda yang berisi tuduhan dan fitnah terhadap orang lain.
Sebagian orang bercanda dengan temannya lalu mencela, memfitnahnya,
atau menyifatinya dengan perbuatan yang keji untuk membuat orang lain
tertawa.
Kesembilan, Hindari bercanda dengan aksi atau kata-kata yang buruk. Allah telah berfirman, yang artinya, “Dan
katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan
perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan adalah musuh yang
nyata bagi kalian.” (QS. al-Isra’:53)
Kesepuluh, Jangan melecehkan syiar-syiar agama dalam bercanda.
Misalkan seseorang bercanda dengan mempermainkan simbol-simbol agama,
ayat-ayat Al-Qur’an dan syair-syairnya. Sungguh perbuatan itu bisa
menjatuhkan pelakunya dalam kemunafikan dan kekufuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar