Dialog Abah Anom Dengan Orang Yang Mengadukan Kesulitannya
Terhadap
orang-orang yang datang mengadukan, bahwa dia digencet (dizolimi) orang
di kantor (tempat kerjanya), dia ditindas dalam mencapai karirnya, dia
dikerjain dalam istilah macam-macam, malahan ada yang mengadu bahwa dia
dikenakan guna-guna oleh orang tertentu yang dia curigai dan lain-lain
pengaduan sepertiitu temanya, maka Abah Anom mendengarkan semua
pengaduan itu dengan penuh ketelitian, menunjukkan perhatian dan simpati
sewajarnya.
Setelah selesai
yang bersangkutan memberikan pengaduannya, Abah Anom bertanya tentang
maksud orang itu selanjutnya. Biasanya Abah Anom akan mengadakan dialog
sebagai berikut :
"Saudara sekarang dalam kesusahan, bukan?", tanya Abah Anom.
"Ya, susah sekali dibuat orang itu".
"Saudara mengerti betul apa artinya susah, bukan?', tanya Abah Anom.
"Ya, berat sekali penderitaan saya, itulah sebabnya saya datang mengadu dan meminta bantuan kemari kepada Abah".
Abah Anom akan
memandang wajah orang itu dengan tepat matanya seperti menembus lubuk
hati yang bersangkutan. Biasanya yang bersangkutan langsung menunduk,
pandangannya kalah menatap mata Abah Anom. Oleh sebab itu, ketika yang
bersangkutan itu tertunduk, Abah Anom melanjutkan pandangannya:
"Yang membuat kita
susah dalam hidup sehari-hari pada umumnya, karena kita (sibuk)
memikirkan orang lain, karena kita memikirkan yang bukan urusan kita,
jadi pikiran kita lebih banyak tertumpah pada pribadi orang lain. Kenapa
kita tidak mengurus urusan kita sehari-hari yang diutamakan?" Abah Anom
bertanya.
"Bagaimana caranya mengurus diri sendiri, Abah?"
"Dialog dan berkomunikasi dengan Tuhan!"
"Cara berdialog dengan Tuhan?"
"Ingatlah Tuhan".
"Cara mengingat Tuhan itu bagaimana, Abah?"
"Zikirullah, Zikirullah, Zikirullah !"
Yang bersangkutan
terdiam seketika dan dia mengangkat kepalanya sejenak dan mencoba
menatap wajah dan pandangan Abah sambil keluar ucapan dari
mulutnya:"Zikirullah, Zikirullah".
"Ya, Zikirullah", Sahut Abah Anom.
Begitulah gambaran
dialog singkat itu, jadi apa yang dimaksud dengan Abah Anom sebagai
mursyid telah "nyambung" dengan yang bersangkutan yang mengadukan
berbagai persoalannya.
Kalau sudah
"nyambung" persoalan jadi mudah,maka Abah Anom segera memberikan
bimbingan rohani, yaitu menerangkan dengan jelas kepada orang itu, apa
gunanya kita membalas kalau benar orang itu menyusahkan kita,toh kita
sendiri sudah merasakan disusahkan orang. Lebih baik, kita perdulikan
orang itu, tapi kita tingkatkan iman kita, berdialog atau berkomunikasi
dengan TUHAN, melalui zikirullah, mengingat ALLAH, maka ALLAH akan
selalu pula mengingat kita. Dengan zikirullah, semuanya akan beres,
semua persoalan teratasi.
Begitulah Abah Anom
memantapkan pengertian mengingat Allah kepada setiap orang, sehingga
kepada uraian, bahwa apa juga sakit lahir dan bathin yang diderita dan
yang dialaminya, obat yang paling mujarab adalah ZIKIRULLAH yang mantap.
Kalau zikirullah
sudah dibiasakan, Allah akan selalu mendampingi setiap hamba-Nya, itu
janji Allah, bukan ungkapan yang tidak ada arti sama sekali. Siapa yang
ingat Allah maka Allah akan mengingatnya pula.
Jangan kita ingat
Allah hanya ketika ditimpa susah atau terkena musibah. Jangan hanya
ingat Allah, manakala kita perlu saja, lepas keperluan kita, Allah entah
di mana....
Uraian Abah Anom
sederhana, dalam bahasa yang umum mudah difahami dan dimengerti, biar
oleh mereka yang terpelajar tinggi atau oleh orang yang berpendidikan
rendah.
Oleh sebab itu,
Abah Anom berhasil menarik perhatian kalangan yang luas, sejak dari kaum
terpelajar dan berkedudukan tinggi sampai kepada orang kampung yang
tidak bisa membaca atau tidak mengerti peredaran dunia yang luas ini.
Wallohua'lam..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar