Hakikat Hidup di Dunia adalah seperti Musafir
Dari Ibnu Umar radhiallohu ‘anhuma beliau berkata: “Rosululloh
shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah memegang kedua pundakku seraya
bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir”.
Ibnu Umar berkata: “Jika engkau berada di sore hari jangan menunggu
datangnya pagi dan jika engkau berada pada waktu pagi hari jangan
menunggu datangnya sore. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakit dan
masa hidupmu sebelum mati” (HR. Bukhori)
Palingkan hatimu pada apa saja yang kau cintai
Tidaklah kecintaan itu kecuali pada cinta pertamamu
Yaitu Alloh jalla wa ‘ala
Berapa banyak tempat tinggal di bumi yang ditempati seseorang
Dan selamanya kerinduannya hanya pada tempat tinggalnya yang semula Yaitu surga
Demikianlah, hal ini menjadikan hati senantiasa bertaubat dan tawadhu
kepada Alloh jalla wa ‘ala. Yaitu orang yang hati mereka senantiasa
bergantung pada Alloh, baik dalam kecintaan, harapan, rasa cemas, dan
ketaatan. Hati mereka pun selalu terkait dengan negeri yang penuh dengan
kemuliaan yaitu surga. Mereka mengetahui surga tersebut seakan-akan
berada di depan mata mereka. Mereka berada di dunia seperti orang asing
atau musafir. Orang yang berada pada kondisi seakan-akan mereka adalah
orang asing atau musafir tidak akan merasa senang dengan kondisinya
sekarang. Karena orang asing tidak akan merasa senang kecuali setelah
berada di tengah-tengah keluarganya. Sedangkan musafir akan senantiasa
mempercepat perjalanan agar urusannya segera selesai.
Demikianlah hakikat dunia. Nabi Adam telah menjalani masa hidupnya.
Kemudian disusul oleh Nabi Nuh yang hidup selama 1000 tahun dan
berdakwah pada kaumnya selama 950 tahun,
“Maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun” (QS Al Ankabut: 14)
Kemudian zaman beliau selesai dan telah berlalu. Kemudian ada lagi
sebuah kaum yang hidup selama beberapa ratus tahun kemudian zaman mereka
berlalu. Kemudian setelah mereka, ada lagi kaum yang hidup selama 100
tahun, 80 tahun, 40 tahun 50 tahun dan seterusnya.
Hakikat
mereka adalah seperti orang asing atau musafir. Mereka datang ke dunia
kemudian mereka pergi meninggalkannya. Kematian akan menimpa setiap
orang. Oleh karena itu setiap orang wajib untuk memberikan perhatian
pada dirinya. Musibah terbesar yang menimpa seseorang adalah kelalaian
tentang hakikat ini, kelalaian tentang hakikat dunia yang sebenarnya.
Jika Alloh memberi nikmat padamu sehingga engkau bisa memahami hakikat
dunia ini, bahwa dunia adalah negeri yang asing, negeri yang penuh
ujian, negeri tempat berusaha, negeri yang sementara dan tidak kekal,
niscaya hatimu akan menjadi sehat. Adapun jika engkau lalai tentang
hakikat ini maka kematian dapat menimpa hatimu. Semoga Alloh menyadarkan
kita semua dari segala bentuk kelalaian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar